oleh : Hariono Fadhil
Taqwa berasal dari waqa atau yaqii atau waqaayah yang artinya kehati-hatian, yang maksudnya adalah hidup dengan kehati-hatian.
Misalkan ada orang yang membagi-bagikan uang, setelah ditanya oleh temannya, itu uang apa? Lantas dijawab, ini adalah uang dari kelebihan anggaran. Tentu kalau orang yang taqwa ia akan menolaknya karena hati-hati, ditakutkan bahwa uang tersebut haram. Tapi kalau kita menikmati uangnya, maka kita bukan termasuk orang taqwa.
Manfaat Taqwa :
1. Lafatahna alaihim barokatimminassamai wal’ardhi,
Jikalau sekiranya penduduk negeri-negeri beriman dan bertakwa, pastilah Kami akan melimpahkan kepada mereka berkah dari langit dan bumi. Kalau ibu-ibu dan bapak-bapak masih merasakan berkah, maka itu adalah hasil dari taqwa. Karena berkah adalah ziyadul khoir, sesuatu yang memiliki nilai tambah. Ada orang yang gajinya pas-pasan tapi ia bisa memenuhi kebutuhannya yang sama sekali tidak kekurangan. Tapi ada juga orang yang penghasilannya besar, kebutuhannya tidak seberapa, tapi ia merasakan kekurangan terus menerus. Mendapatkan uang muncul musibah, punya duit ditimpa kecelakaan, jangan-jangan kasus seperti ini karena hidupnya tidak berkah.
Jadi berkah adalah bertambahnya kebaikan, bukan saja dalam bilangan nominal tetapi bertambahnya nilai sehingga menjadi sesuatu yang manfaat.
2. Orang taqwa adalah intattaqulloha yaj’allahu furqona.
Orang taqwa diberikan furqon(pembeda) oleh Allah, bahkan ia akan berani tampil beda karena ketaqwaannya. Maka sering kita lihat ada orang-orang itu kelihatan auranya baik karena nilai taqwa dalam dirinya sehingga terpancar ke luar, dan pancaran seperti ini tidak bisa dibuat-buat. Kalau kita ingin hidup beda dengan yang lain dalam segala hal terutama dalam quality, maka kita harus taqwa.
3. Orang taqwa itu adalah wayukaffir anhum sayyiatikum,
Jika kamu bertaqwa, Allah akan menghapus segala macam kesalahannya. Karena taqwa itu hati-hati, maka ketika ia berbuat dosa langsung ingat pada Allah, sambil mengucapkan kalimat-kalimat thoyyibah, allahu akbar, istighfar, dll, lalu menyadari bahwa yang dilakukannya itu salah, dosa. Kemudian ia bertaubat seraya meminta ampun atas dosa yang telah ia perbuat. Akan tetapi kalau ada orang yang berbuat dosa kemudian tidak langsung taubat tapi dia cuek-cuek saja, dia tenang-tenang saja, apalagi ia merasa bangga setelah melakukan dosanya itu, maka ia bukan termasuk orang taqwa tetapi fasiq.
4. Barang siapa yang bertaqwa kepada Allah baginya ada jalan keluar.
Orang taqwa itu tidak pernah tertinggal dari jalan keluar, selalu saja datang solusi. Di kita kalau dalam keadaan terdesak, solusi yang haram pun terkadang dilakukan untuk memenuhi kebutuhannya. Seperti menggunakan cara-cara pintas dengan mencari atau melakukan perbuatan yang haram, solusinya mungkin terpenuhi tapi berikutnya ia akan menghadapi masalah. Berbeda dengan orang yang taqwa, pasti ada saja solusi yang baik dan benar.
5. Wayarzuqhu min haitsu la yahtasib,
Mendapatkan rezeki diluar dugaan, gaji besar, THR besar, rezeki yang tidak disangka-sangka, dll. Sebaliknya orang yang tidak taqwa, rezekinya itu seakan-akan ditunda-tunda untuk diturunkan kepadanya.
6. Wamayyatawakkal alalloh fahuwa hasbuh,
Allah akan mencukupkan orang yang taqwa karena ketawakkalannya. Cukup itu tidak identik dengan mewah, atau nominalnya yang besar, bukan seperti itu, tetapi cukup itu ketika kebutuhan kita tercukupi dengan baik dan tidak berlebih-lebihan.
7. Hatinya tenang.
Keluh kesah, gelisah atau perasaan negatif lainnya tidak akan tumbuh pada diri orang yang taqwa.
Oleh karena itu ada 7 amalan untuk menjaga dan memelihara ketaqwaan kita, antara lain :
1. Qiyamullail, bangun malam untuk melaksanakan sholat tahajud.
2. Membaca Al-qur’an, minimal sehari 10 ayat atau sehari se-ayat tapi beserta terjemahannya kemudian difahami.
3. Membiasakan shaum (puasa) sunnah.
4. ‘Itikaf, kapan saja dilakukan, ketika kita mempunyai banyak waktu maka masuklah ke dalam masjid, cukup setengah jam saja, dengan bersimpuh kepada Allah : “Ya Tuhan nama saya fulan bin fulan, banyak dosa yang telah saya lakukan oleh karena itu ampuni saya”. Ia senantiasa mengakui dosa dan kesalahannya lalu meminta ampun kepada Allah SWT.
5. Shodaqoh , berusaha untuk gemar bershodaqoh, berinfaq dan sejenisnya.
6. Selalu ber-do'a, berdo'a dalam segala keadaan, jangan berdo'a hanya dalam menghadapi persoalan berat saja, tapi hal-hal yang kecil-pun jangan terlewati, seperti mau makan, dsb.
7. Silaturahim. Suka menyambung tali silaturrahim, insyaallah taqwa kita pun dijamin surga karena silaturahim yang kita lakukan.
“Ya Allah, bimbing kami agar menjadi orang yang bertaqwa agar kami senantiasa berhati-hati dalam setiap tindakan, dalam berbicara, dalam menatap, dalam bergaul, berdagang maupun bekerja, dengan cara mu Wahai Muahammad,
"Mudah-mudahan Engkau tulis kami sebagai hamba yang muttaqin. Sebagai hamba yang banyak dosa, maafkan dosa kami".
"Ya Allah berilah surga yang telah Engkau janjikan dan jauhkan kami dari nerakamu, semata-mata bukan karena amal-amal kami tapi karena rahman-rahim-Mu".
"Berikan semua rezeki yang luas, ilmu yang bermanfaat, amal yang diterima, jauhkan kami dari penyakit dan derita, bukakan pintu hati ibu dan bapak kami sehingga mereka ridho terhadap kami.”
Aamiin...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar